Bloggroll

Jumat, 12 Oktober 2012

kisah rumah hantu amityville

Kisah Rumah Hantu Amityville

Bagi yang belum pernah mendengar tentang Amityville Horror, beginilah kisahnya secara singkat :

Kisah horor ini dimulai dari sebuah novel best seller berjudul "The Amityville horror : A True Story" yang ditulis oleh Jay Anson dan diterbitkan tahun 1977. Segera setelah buku ini memenuhi rak buku di Amerika, penjualannya melonjak dengan sangat cepat.

Kisah di buku ini bermula pada tanggal 13 November 1974 ketika satu keluarga yang terdiri dari enam orang yang tinggal di sebuah rumah di Amityville dibunuh dengan kejam. Kepala keluarganya, sepasang suami istri bernama Ronald dan Louise DeFeo ditembak ditempat tidurnya ketika sedang terlelap. Demikian juga dengan dua anak laki-laki dan dua anak perempuannya. Satu-satunya yang selamat dari pembunuhan itu adalah seorang anggota keluarga lainnya bernama Ronald DeFeo Jr (Butch). Ronald ditangkap atas tuduhan pembunuhan dan dihukum penjara seumur hidup.

Karena seluruh anggota keluarga sudah meninggal dan Ronald berada di penjara, rumah itu akhirnya dijual. Rumah horor itu tepatnya berlokasi di 112 Ocean Avenue, Amityville, New York.

Tahun berikutnya, tepatnya 23 Desember 1975, sebuah keluarga baru, George dan Kathy Lutz bersama tiga anaknya menempati rumah itu. Mereka membelinya dengan harga $80.000 dengan cara mengambil hipotik dari Columbia saving and loans sebesar $60.000. Tak berapa lama, mereka mulai mengalami gangguan dari roh-roh jahat yang menghuni rumah itu. Mereka keluar dari rumah itu setelah 28 hari menghuninya.

Menurut mereka, tangan tak terlihat memecahkan pintu dan membuka lemari-lemari. Cairan hijau aneh keluar dari langit-langit rumah, sekumpulan serangga menyerang mereka dan wajah iblis dengan mata merah menghantui mereka pada malam hari dan bahkan iblis itu meninggalkan jejak kaki di halaman rumah yang bersalju.

Kemudian mereka memanggil seorang pastor bernama Mancuso untuk mengusir setan itu, namun ketika pastor itu tiba dirumah itu, satu suara berteriak "Keluar !". Pastor itu gagal membersihkan rumah itu dari roh jahat.

Akhirnya, karena usaha yang dilakukan gagal untuk mengentikan gangguan itu, keluarga Lutz memutuskan untuk pindah dari rumah itu.

Fakta atau rekayasa

Novel ini sedemikian populernya sehingga beberapa film telah dibuat berdasarkan kisah novel ini. Remake terakhir dibuat tahun 2005 yang diperankan oleh Ryan Reynold sebagai George Lutz (percaya sama saya, filmnya benar-benar membuat merinding).

Sekarang, pertanyaannya, apakah kejadian yang diceritakan di buku itu benar-benar terjadi ?? Kita akan memisahkan fakta dan rekayasanya.

Fakta
Novel ini tidak sepenuhnya salah ketika ia menulis label "True Story" di judulnya. Semua tokoh yang diceritakan di dalam novel ini adalah nyata.

Jay Anson menulis buku ini atas permintaan Penerbit Prentice Hall berdasarkan rekaman suara George Lutz yang menceritakan kisah ini. Jadi Keluarga Lutz benar-benar ada dan benar-benar pernah menempati rumah horor itu. George Lutz meninggal karena serangan jantung di Las Vegas pada tanggal 8 Mei 2006. Istrinya Kathy Lutz meninggal terlebih dahulu karena Emphisema pada 17 Agustus 2004. Sebelumnya, mereka bercerai pada akhir 1980-an namun tetap menjaga hubungan baik.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Ronald DeFeo Jr juga benar-benar terjadi. Saat ini Ronald DeFeo Jr sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup di Green Haven Correctional Facility di Beekman, New York.

Rumah yang terletak di 112 Ocean Avenue juga benar-benar ada. Namun karena alasan privasi, alamat rumah ini telah diubah untuk menghindari turis yang ingin melihat-lihat.


Pastor yang mengusir setan itu juga benar-benar ada. Di buku, namanya disebut Pastor Mancuso, namun nama asli pastor itu adalah Ralph J Pecoraro. Ia menolak nama aslinya disebut dibuku itu untuk menjaga privasinya. Saat ini ia sudah meninggal.

Hoax
Seperti yang saya singgung diatas, semua tokoh dalam kisah ini adalah nyata. Yang diragukan oleh banyak orang adalah kebenaran pengalaman di dalam buku ini. Memang harusnya kisah di buku ini nyata karena berdasarkan cerita langsung dari George Lutz. Namun masyarakat menemukan kisah didalam buku ini terlalu luar biasa sehingga mereka mulai meragukannya. Apalagi ada kemiripan dengan film "The Exorcist" yang terkenal itu.

Akhirnya kontroversi itu terjawab ketika Pengacara Ronald DeFeo Jr yang bernama William Weber mengakui bahwa ia dan George Lutz mengarang kisah ini dengan tujuan untuk mendapatkan persidangan yang baru bagi Ronald DeFeo Jr. Apabila Ronald beralasan membunuh karena pengaruh roh jahat, maka persidangan mungkin bisa mempertimbangkan untuk meringankan tuntutannya atas pertimbangan sakit jiwa. Menurut Weber, Bagi Lutz tentu saja mengarang cerita seperti itu akan membuat ia kaya raya sehingga Lutz setuju berkoloborasi untuk mengarang cerita itu. Lutz menolak pengakuan Weber.

Sepertinya pengakuan Weber ini mendapat peneguhan dari banyak pihak, salah satunya adalah dari seorang peneliti bernama Rick Moran yang menemukan lebih dari 100 kesalahan faktual dalam buku itu.

Istri Ronald DeFeo Jr bahkan juga ikut meneguhkan kesaksian Weber. Baginya kisah hantu Amityville adalah sebuah kebohongan.

Pada Maret 1977, setelah keluarga Lutz keluar dari rumah itu, Jim dan Barbara Cromarty membeli rumah itu dengan harga $55.000. Barbara dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa seluruh perabot rumah itu masih sama seperti aslinya dan tidak menunjukkan ada tanda-tanda perbaikan, berlawanan dengan klaim Lutz yang mengatakan roh jahat menghancurkan perabot-perabot rumah itu.

Setelah 10 tahun keluarga Cromarty memutuskan untuk pindah dari rumah itu karena mengalami banyak gangguan, bukan dari roh jahat, namun dari para turis yang ingin melihat rumah itu. Pada tahun 1987, mereka menjualnya kepada keluarga O'Neil dengan harga $325.000.

O'Neil, Pemilik rumah berikutnya akhirnya juga pindah setelah 10 tahun karena tidak tahan, bukan karena gangguan roh jahat, tetapi karena pajak properti yang meningkat tinggi. Mereka menjualnya pada tahun 1997 kepada Brian Wilson dengan harga $310.000.

Brian Wilson, pemilik saat ini, begitu sukanya dengan rumah ini sehingga ia tetap tinggal di rumah itu dan bahkan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki rumah itu. Namun untuk menjaga privasinya dan menjauhkannya dari turis, ia mengubah alamat rumah itu.

Ketiga pemilik rumah itu setelah Lutz sama-sama mengatakan bahwa rumah itu tidak berhantu dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengalami hal-hal aneh selama tinggal disitu.

Jadi kisah rumah hantu Amityville yang populer itu sebenarnya secara resmi telah dianggap sebagai sebuah rekayasa untuk tujuan-tujuan tertentu. Namun, George Lutz tetap berpegang teguh pada kisahnya hingga akhir hayatnya.

Nah, walaupun sepertinya kasus ini telah selesai. Namun saya memiliki pendapat sendiri.

Minggu, 03 Juni 2012

PARAPSIKOLOGl

Parapsikologi

Pernyataan bahwa parapsikologi merupakan salah satu cabang dari psikologi dipertanyakan keakuratannya dengan alasan:
  1. Beberapa sumber yang diajukan yang sempat saya baca tidak ada yang secara eksplisit menyatakan bahwa parapsikologi adalah cabang dari psikologi, melainkan hanya menunjukkan kajian psikologi terhadap gejala-gejala yang juga dibahas oleh parapsikologi.
  2. American Psychological Association tidak memasukkan parapsikologi sebagai salah satu divisinya, demikian juga Himpunan Psikologi Indonesia tidak memasukkannya sebagai salah satu asosiasinya.
  3. Dalam artikel di en: tidak tercantum parapsikologi sebagai cabang psikologi, dan di artikel parapsychology tidak ada pernyataan sebagai cabang psikologi, bahkan dimasukkan ke dalam kategori pseudoscience.
--Kusyadi (bicara) 23:38, 17 November 2008 (UTC)

Parapsikologi adalah science dan cabang psikologi

Parapsikologi keliru kalau dianggap sebagai pseudoscience sebab Parapsychological Association (organisasi parapsikologi) telah diakui sebagai science dan merupakan afiliasi American Association for the Advancement of Science (LIPI-nya Amerika Serikat) http://www.aaas.org/aboutaaas/ Parapsikologi memang berkembang pesat di negara-negara maju seperti di eropa, amerika serikat, peneliti parapsikologi bahkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya, tidak hanya dari psikologi. Parapsikologi bahkan telah dimanfaatkan oleh negara maju misalnya untuk kepentingan intelejen, dsb (Kartoatmodjo, 1995).
Benarkan pernyataan bahwa parapsikologi tidak secara eksplisit disebutkan sebagai cabang psikologi? Mari kita lihat pernyataan dibawah ini However, there are other reasons. For me it is a question of reminding myself, and others, of the potential of humankind. It is greatly satisfying to participate in research as well as to teach students about what may be the most exciting possibilities of the human mind. It does not matter if we are talking about ESP scores in the lab or reports of spontaneous cases. Regardless of the final explanation we will be learning something about the abilities of the mind to process information in what now seem to us to be unconventional ways. This will certainly extend our current knowledge. Furthermore, I see parapsychology as part of the emerging field of positive psychology, a psychology devoted to growth and strengths, to positive abilities. (Aspinwall & Staudinger, 2003). Transpersonal psychology concerned with ultimate values (psi performance), unitive consciousness (clairvoyance, telepathy), mystical experience (clairvoyance, telepathy), spirit (non material force), cosmic consciousness (clairvoyance, telepathy, precognition), and transcendent phenomena (healing,ESP, miracles,prophecy), now parapsychology as part of transpersonal psychology (Tart, 2004) .
Jadi pernyataan parapsikologi adalah bagian dari psikologi adalah pernyataan yang benar dan jujur tapi ternyata ada orang yang memfitnah hal tersebut. Mengapa masih terjadi fitnah tersebut? Kartoatmodjo (1995) mengemukakan apabila diluar negeri banyak sarjana dari berbagai disiplin ilmu tertarik untuk studi di bidang parapsikologi dan mereka memiliki laboratorium untuk meneliti gejala-gejala paranormal, maka dalam hal ini bangsa dan negara Indonesia masih jauh ketinggalan. Bagaimana agar bangsa kita menjadi sekuat dan sehebat negara maju, salah satunya mari kita pelajari parapsikologi. Wassalam

Daftar Pustaka
Aspinwall, L. G., & Staudinger, U. M. (Eds.) (2003). A psychology of human strengths: Fundamental questions and future directions for a positive psychology. Washington, DC: American Psychological Association.
Tart, C. (2004). On the scientific foundations of transpersonal psychology: contributions from parapsychology. The Journal of Transpersonal Psychology. 36, 1, 66-90.
Kartoatmodjo, S. Parapsikologi: Paragnosi, parergi dan data paranormal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
psikoarasion (bicara) 25 Februari 2012 11.11 (UTC)


  • Parapsikologi dikategorikan sebagai pseudoscience di Wikipedia Bahasa Inggris. Jika dianggap keliru, silakan mengeditnya.
  • Mungkin pengakuan terhadap parapsikologi sebagai cabang psikologi sudah diberikan beberapa ahli. Tetapi seperti perkembangan setiap ilmu pada umumnya, pengakuan itu akan itu akan dimulai dari jumlah sedikit. Sudah seberapa besar pengakuan itu sekarang? Ketiadaan divisi parapsikologi di APA bisa menjadi salah satu indikatornya. Akankah itu berkembang? Sukar dipastikan dari sekarang.
  • Perbedaan pendapat bukan berarti memfitnah.
  • Mohon tidak menghapus tag meragukan sebelum diskusi ini tuntas.

Kusyadi (bicara) 12:11, 19 November 2008 (UTC)

  • Parapsikologi adalah cabang psikologi lihat Kihlstrom, F.J. 2000. Parapsychology. In Kazdin, A,E. Encylopedia of Psychology. Volume 8. Washington DC: American Psychological Association http://www.apa.org/books/4600100-terms2.pdf Kalau mau membaca secara keseluruhan silahkan ke Universitas yang berlangganan buku terbitan APA di situs EBSCOhost www.ebscohost.com/ atau membeli langsung lewat Internet di situs APA.
  • PARAPSYCHOLOGY is the branch of psychology that studies a group of phenomena collectively known as psi, a term referring to the transfer of information or energy that cannot be explained by known physical or biological mechanisms. Psi phenomena include extrasensory perception (ESP), the acquisition of information without mediation by the sensory system(s), and psychokinesis (PK), action with mediation by the motor system. ESP, in turn, is manifested by telepathy (thought transference), clairvoyance (perception of objects that are not present in the sensory field), precognition (perception of future events), and postcognition (the perception, as opposed to the memory, of past events). Parapsychology is a branch of psychology because the phenomena it studies are mental (e.g., perceptual) or behavioral in nature. It should be understood at the outset that psi phenomena might well be explained in terms of normal processes (Kihlstrom, 2000).
  • Seandainya parapsikologi bukan cabang psikologi tentunya buku2 yang jelas2 berisi parapsikologi pastilah tidak akan tercantum dan diterbitkan di buku2 terbitan American Psychological Association (APA). Dengan demikian parapsikologi tidak diragukan lagi sebagai salah satu cabang psikologi. Lalu parapsikologi kan belum menjadi divisi di APA? Hal tersebut bukanlah masalah sebab parapsikolog-parapsikolog sudah terakomodir dalam divisi humanistic psychology baik itu dari transpersonal psychology maupun positive psychology, buktinya parapsikolog memegang jabatan-jabatan penting di divisi tersebut. Silahkan baca Representation of parapsychology through the "transpersonal psychology" section of Division 32 (Humanistic) is adequate for the time being (Asher, 1975). I see parapsychology as part of the emerging field of positive psychology, a psychology devoted to growth and strengths, to positive abilities. Representation of parapsychology can be seen in positive psychology as a part of section of Division 32 humanistic psychology (Aspinwall & Staudinger, 2000).
  • Di Universitas2 luar negeri bahkan sudah memberikan gelar akademik MA dan PhD (gelar internasional) dalam bidang psikologi dengan konsentrasi parapsikologi. misalnya Universitas Edinburgh di United Kingdom http://www.koestler-parapsychology.psy.ed.ac.uk/FAQs.html dan berbagai Universitas lainnya.
  • Penelitian parapsikologi memang membutuhkan banyak biaya, membutuhkan pemahaman serta penguasaan psikologi eksprimen yang kuat dan saat ini berkembang hanya di negara maju. Lalu apakah anda sudah memahami penelitian eksperimental parapsikologi bung kusyadi? Pola pikir saya jelas seperti seorang calon sarjana dari negara maju walaupun S1 dari dalam negeri.
  • Di Indonesia sendiri misalnya saya ambil contoh di Universitas Indonesia penelitian awal parapsikologi sudah ditelaah oleh dosennya seperti Ibu Noesjirwan, Pak Bastaman dan dalam tugas akhir para mahasiswanya pun dipersilahkan untuk meneliti topik2 parapsikologi. Parapsikologi bahkan sudah berkembang di Bali berkat jasa psikiater Ibu Luh Ketut Suryani dari Universitas Udayana bekerjasama dengan Universitas Edinburgh.
  • Saya selalu menyajikan tentang parapsikologi dari sumber yang tepat dan terpercaya seperti American Psychological Association , Journal of Transpersonal Psychology (Didirikan oleh para pendiri psikologi transpersonal khusus penelitian para psikolog transpersonal) dan lain sebagainya. Berbeda dengan anda yang tidak pernah mengutip satupun sumber-sumber ilmiah dan anda terlihat sama sekali tidak memahami parapsikologi baik itu teoritis maupun hasil-hasil penelitiannya, hal ini bisa terlihat dari pembicaraan kita. Maaf mas kusyadi, bukan maksud saya menggurui atau sok tahu. Saya sarankan kepada anda rajin-rajinlah membaca seperti buku parapsikologi atau jurnalnya seperti yang sudah cantumkan. Jangan sampai karena kurangnya pemahaman psikologi malah membuat psikologi tidak berkembang khususnya di Indonesia karena individu-individu yang tidak mempunyai kompetensi yang memadai, bagaimana psikologi di Indonesia mau maju? benar begitu?

Sabtu, 12 Mei 2012

TENTANG DRIFTING (all about drifting)


TENTANG DRIFTING (ALL ABOUT DRIFTING)



Pertama dan terpenting, drifting adalah hiburan. Di tingkat profesional, drifting merupakan sebuah hobi yang menjanjikan. Drifting adalah sebuah seni ketrampilan teknik menyetir dengan kecepatan tinggi dibarengi dengan kontrol mobil dan nama cabang olahraga balap mobil yang memperlombakan pemakaian teknik tersebut. Dalam kompetisi, pengemudi berusaha untuk membuat agar mobilnya berada dalam posisi miring dan meluncur selama mungkin.

Drifting tumbuh di Jepang sekitar pertengahan 1960-an, dipelopori kalangan motorsport underground yang disebut rolling zuku. Mereka mempraktekkan tekhnik opposite-lock dari reli ini di pegunungan (touge) yang berkelok-kelok dan beraspal licin di wilayah Rokkosan, Hakone, Irohazaka, dan Nagano.

Para samurai touge ini kemudian membawa aksi nekat mereka di perkotaan Jepang. Mereka biasanya ngedrift di jalanan, dok pelabuhan, lapangan parkir tertutup dan di sirkuit setiap weekend. Penggemar drift pun kian banyak dan kompetisi-kompetisi (ikaten) pun mulai banyak digelar di Jepang yang diorganiasi ole Video-OPTION.

Tahun 2001 Daijiro Inada (pendiri Option Magazine dan Tokyo Auto Salon) bersama Keiici 'Dorikin' (raja drifting) Tsuchiya seorang pembalap turing dan dijuluki 'Bapak Drifting Profesional' membuat seri kompetisi drifting profesional (D1 Grand Prix).

Bagi pengemar drifting di Tanah Air, bila susah mencari wadah untuk berkumpul dengan teman-teman sehobi, gabung saja dengan komunitas Indonesian Drifting Community (IDC)

Teknik difting dilakukan dengan cara menginjak gas sampe pol begitu mau dekat tikungan injak rem sambil tarik handbrake kenceng-kenceng terus lakukan countersteer sambil mainkan gas & kopling-nya agar mesin nggak mati. Banyak sih cara lainnya coba kamu cari video bmi tentang drifting lesson by Tsuchiya ada tuh caranya lengkap, kamu bisa cari di youtube.

Banyak orang awam mengira drifting dan slalom adalah sama, ternyata berbeda. Perbedaannya adalah kalau slalom itu cenderung pendek-pendek dan yang menjadi penilaian adalah catatan waktu tercepat, sementara drifting yang dilihat adalah keindahan gerakan mobil pada saat nge-drift dan biasanya drifting dilakukan di sirkuit atau trex yang luas/besar dan panjang.

Spesifikasi mobilnya juga berbeda antara drifting dan salalom. Kalo Mobil di Indonesia yang cocok buat nge-drift adalah mobil dengan penggerak roda belakang seperti Pick Up, Corola Dx, Mark 2, Lancer Sl lama, Nissan Cefiro, BMW, Mercy dll. Selain itu gardannya dipasang LSD (Limited Slip Differential) biar bisa ngesot eh ngepot tuh. Kalo pun gak mau pasang LSD bisa aja dengan cara me-lock diferensialnya tapi umur diferensial jadi pendek tentunya, selain itu rem, anti rol kit, ban, mesin dan suspensi harus dimodifikasi juga. Namun bagi mereka yang telah terbiasa melakukan drifting, mudah untuk terjun ke slalom.

Jenis Mobil Untuk Drifting
Biasanya mobil-mobil yang diturunkan dalam ajang drifting adalah mobil-mobil yang berbobot ringan hingga sedang dengan tipe coupe/sedan dan menggunakan penggerak roda belakang atau FR (front engine, rear-wheel-drive) seperti Nissan Skyline, Nissan Sylvia, Toyota Mark II, Toyota Corolla DX, dan Toyota Levin/Sprinter Trueno (AE86). Soalnya pada mobil jenis ini tenaga untuk sliding selalu disalurkan oleh roda belakang, sedangkan roda depan dimanfaatkan untuk mengontrol mobil/drift.
Tapi saat ini, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa mobil-mobil yang menggunakan tipe penggerak seluruh roda FA (front engine, all-wheel-drive) semacam Subaru Impreza WRX STi dan Mitsubishi Lancer Evolution dan penggerak roda depan FF (front engine, front-wheel-drive) juga ikut turun dalam ajang drifting. Kesulitan akan didapat apabila memakai mobil dengan penggerak roda depan atau FF, dimana tenaga dan kontrol ada di roda depan sehingga agak susah untuk menaklukkan beberapa tikungan sekaligus.

Teknik Dasar Drifting
Teknik drifting dilakukan dengan cara membiarkan ban belakang slip dengan alur yang lebih besar daripada ban depan. Ini biasanya terjadi saat mobil dipacu dengan kecepatan tinggi, kemudian arah dibelokan tanpa mengurangi kecepatan mobil. Jika teknik drifting dilakukan dengan tidak tepat, bisa menyebabkan mobil melintir dan kehilangan kendali. Karena itu, kecepatan dan sudut belokan harus diambil secara akurat.
Ada dua teknik utama yang digunakan oleh drifter untuk menciptakan gerakan drift yaitu Clutching (penggunaan kopling) dan braking (penggunaan rem). Dalam teknik clutching, saat mobil pembalap mendekati tikungan, ia akan menekan kopling dan pindah ke gigi 2. Lalu pembalap akan menekan gas sampai sekitar 4500 rpm. Saat kopling dilepas, akan ada putaran kuat pada ban karena saat itu mesin sedang berputar cepat. Kekuatan besar mendadak ini membuat ban belakang berputar sangat cepat sampai kehilangan traksi dan bagian belakang mobil akan melintir.
Sementara dalam teknik braking, pengemudi menarik rem tangan saat memasuki tikungan sehingga menyebabkan ban belakang terkunci dan kehilangan traksi dan menciptakan gerakan drift. Teknik ini adalah satu-satunya teknik yang bisa digunakan untuk mobil-mobil front wheel-drive (FWD). Sementara untuk mobil rear wheel-drive (RWD) memiliki setidaknya satu lusin teknik. Inilah sebabnya lebih banyak pro drifter yang menggunakan mobil rear wheel drive (RWD) untuk dibesut.
ImageBerikut ini ada beberapa teknik yang biasa dipergunakan ketika drifting.
 
HandBrake Drift
Kopling diinjak dan disaat bersamaan hand-brake ditarik untuk menghilangkan traksi. Ketika traksi sudah hilang, kopling di lepas dan pedal gas ditekan sambil lakukan countersteering.
 
Power Slide
Syaratnya butuh mobil dengan mesin bertenaga besar. Caranya hanya dengan membejek pedal gas habis dan mengontrol arah mobil dengan setir.
 
Shift Lock
Drifting dengan cara menurunkan posisi gigi jadi lebih rendah. Hal ini membuat ban mengunci sehingga traksi hilang.
 
Clutch Kick
Drifting dengan cara menendang kopling segingga menimbulkan guncangan pada transmisi sehingga mempengaruhi keseimbangan mobil. Hal ini bakal membuat mobil slidding.
 
Braking Drift
Caranya saat masuk tikungan pedal rem diinjak sehingga bobot pindah ke depan. Kemudian pedal gas langsung dipijak sehingga ban belakang kehilangan traksi.
 
Feint/Scandinavian Flick
Caranya dengan memindahkan bobot kendaraan ke luar dengan cara memutar setir ke arah luar tikungan dan dengan tiba-tiba memutar balik setir sehingga bagian belakang mobil bergeser. Teknik ini seperti cara menikung mayoritas pereli.
 
Kansei/dynamic drift
Drifting dengan cara mengangkat pedal gas saat kecepatan tinggi. Ini terjadi karena saat pedal gas diangkat bobot pindah dari belakang ke depan.
Saat drift sudah tercipta dengan melakukan teknik yang benar, maka yang selanjutnya harus dilakukan adalah menjaga agar mobil tetap terkontrol. Untuk yang satu ini diperlukan keahlian dari si pengemudi dalam mengontrol kombinasi antara gas dan setir.
Image
Ilustrasi ini memberikan sense yang bagus dari pengemudian dan menginjak pedal gas yang harus anda mengerti untuk menjaga mobil anda ketika melakukan drifting. Ketika menggerakkan mobil dari sudut full drift satu arah ke full drift ke arah yang berlainan, persiapkan untuk bagian belakang yang akan datang dengan tekanan yang berlebih ketika memulai drift dari arah depan. Berikan diri anda banyak ruang untuk menguasai teknik anda agar anda tidak lepas kendali atau menjadi sesuatu yang tidak dapat bergerak.
1.keraskan kemudi (steer hard) sewaktu membelok untuk mulai meluncur, kemudian lakukan banting-kemudi (countersteer) sebelum mobil keluar jalur
2.lanjutkan membanting-kemudi (countersteering) untuk mempertahankan laju luncuran. Ini merupakan tindakan untuk menyeimbangkan
3.sekarang anda mempersiapkan untuk tikungan selanjutnya. Tujuannya adalah agar dapat men-drift sepanjang lintasan yang dilalui tanpa meluruskan mobil selama beberapa saat ketika bagian belakang (buritan) mengayun
4.anda harus memacu kecepatan sekarang, jadi persiapkan untuk membejek gas yang bertujuan untuk menjaga roda bagian belakang tetap meluncur. Traction kills drift!
5.Inilah saat-saat yang tersulit. Menjaga bagian belakang (buritan) tetap meluncur melalui tikungan sangat mudah, tapi men-drift terus pada lintasan lurus yang cukup berat. Pada saat anda kehilangan momentum, posisi mobil akan lurus kembali, tapi anda akan terkejut berpa lama anda dapat mempertahankan posisi meluncurnya. Semoga berhasil!

Labels

GIRI WIDIYATAMA